Senin, 13 Juni 2011

menentukan jenis kelamin puyuh



 Bagaimana Menentukan Jenis Kelamin Puyuh

tip & TrikPoultryindonesia.com, Tips. Pada usaha budidaya puyuh untuk produsi telur keberadaan puyuh jantan harus diminimalkan, karena selain mengganggu ketenangan puyuh berina juga memboroskan ransum. Untuk itu peternak harus jeli dalam menentukan jenis kelamin anak puyuh sebelum dipeliharannya.

Di Indonesia, kini perkembangan budidaya puyuh sudah semakin mantap, baik sebagai usaha komersial maupun usaha sampingan. Semakin meluas dan meningkatnya perkembangan peternakan puyuh antara lain disebabkan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kebutuhan protein hewani, serta diterapkannya teknologi moderen tentang pemeliharaan unggas.
Khusus untuk usaha produksi telur, puyuh jantan harus disingkirkan, karena dapat mengganggu ketenangan puyuh betina. Telur-telur yang dihasilkan betina juga akan cepat
rusak dan membusuk karena adanya embrio. Di samping itu juga menambah beban karena memboroskan ransum. Tetapi dalam kondisi tertentu, puyuh jantan juga sangat diperlukan, misalnya untuk menghasilkan telur yang bisa ditetaskan. Hanya saja
keperluannya relatif sedikit. Cukup dua sampai tiga ekor untuk sepuluh betina. Inilah yang mengakibatkan nilai jual puyuh jantan menjadi rendah di mata peternak, khususnya peternak pengusaha telur.Hal ini sebenarnya bisa dihindari bila peternak mampu melakukan pemisahan
jenis kelamin (sexing) anak puyuh sebelum dipelihara. Menurut Budi Rahayu (1984), menentukan jenis kelamin puyuh tidaklah sulit. Cara yang paling mudah adalah dengan melihat warna bulu. Hal ini bisa ditentukan setelah anak puyuh berumur 3 minggu, sebab
pada usia inilah anak-anak puyuh bulunya sudah tumbuh sempurna, terutama pada Cortunix cortunix japonica (puyuh asal Jepang). Perbedaan jantan dan betina pada Cortunix cortunix japonica adalah dengan melihat bulu dada. Pada burung puyuh jantan
warna bulu penutup bagian dada adalah merah coklat (sawo matang), tanpa terdapat garis atau bercak-bercak hitam. Sebaliknya pada burung betina bulu dadanya merah coklat dan terdapat garis atau bercak-bercak hitam.
Puyuh juga dapat dibedakan jenis kelaminnya setelah berumur lebih dari 1,5 bulan, yakni dengan mengenal suaranya. Puyuh jantan akan berkokok nyaring seperti ayam hutan, sedang betina tidak. Ciri lainnya adalah bobot badan. Umumnya puyuh betina memiliki bobot badan yang lebih besar dibandingkan puyuh jantan. Puyuh betina
dewasa biasanya memiliki bobot antara 110-160 gram dan puyuh jantan dewasa berbobot antara 100-140 gram. Begitu pula bentuk pantatnya, puyuh jantan pantatnya bulat dan besar sedang si betina lebih kecil.
 Metode kloaka
Penentuan kelamin anak puyuh dengan melihat warna bulu memang paling mudah dan praktis. Tetapi susahnya harus menunggu terlebih dulu sampai puyuh berumur 3 minggu dan tumbuh semua bulunya. Bagi pengusaha ternak komersial praktek
serupa ini jelas tidak ekonomis dan mempertipis keuntungan. Hal ini pasti tidak dikehendaki. Itulah sebabnya mengapa metode kloaka lebih disukai para pengusaha untuk menentukan jantan-betinanya.
Dengan menggunakan metode kloaka anak puyuh sudah bisa dipilih dan ditentukan pemeliharaannya lebih lanjut, sehari setelah keluar dari penetasan. Saat itu
anak puyuh bobotnya baru mencapai 8 gram dan lubang duburnya baru selebar 3 milimeter. Penentuan jantan-betina adalah dengan meneliti secara seksama bagian lubang dubur atau kloakanya. Pemeriksaan tersebut sebenarnya sangat sederhana dan mudah.
Caranya, dengan memegang anak puyuh memakai tangan kiri, dengan punggung menghadap si pemeriksa lalu kaki mengarah keluar serta kepala tunduk kebawah.
Selanjutnya pantat dan punggung dipegang dengan telunjuk dan ibu jari, kaki diletakkan antara jari tengah dan jari manis, serta leher diletakkan antara jari manis dan kelingking.
Dengan demikian posisi anak puyuh dalam keadaan menungging. Pada posisi seperti inilah penentuan jenis kelamin bisa kita lakukan.
Pertama, urut dahulu perut anak puyuh ke arah dubur sampai keluar kotorannya. Kotoran dibersihkan dengan kain atau kapas, selanjutnya dubur dibuka dan diraba-raba.
Perabaan atau pemeriksaan dilakukan dengan jari sampai ditemukan tonjolan atau lipatan pada dinding kloaka. Kalau tidak ada tonjolan, berati itu anak puyuh betina. Tapi kalau
terasa ada tonjolan, anak puyuh tersebut berjenis kelamin jantan. Tonjolan kecil tersebut sebenarnya juga dapat kita saksikan bentuknya menggunakan kaca pembesar dan
penerangan lampu 75 watt. Bentuk tonjolan pada puyuh berkelamin jantan mirip seperti bentuk jantung. Tetapi sayangnya tak semua orang bisa melakukan penentuan kelamin
dengan metode ini, karena untuk menjadi ahli dan terampil diperlukan latihan berulang kali.PI/dw
Silakan mengutip dan atau meng-copy isi tulisan ini dengan menyebutkan sumbernya : www.poultryindonesia.com

sebab telur menurun

Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur

Infovet

Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur

(( Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab turunnya produksi telur, diharapkan peternak dapat mengambil tindakan antisipasi agar ayam telur yang dipeliharanya menghasilkan telur sesuai kurva produksi standar.))

Naiknya harga berbagai input produksi ayam petelur seperti misalnya pakan, bibit DOC, listrik, transport dan sebagainya telah mendorong usaha peternakan untuk berproduksi lebih efisien guna mendapatkan hasil yang optimal. Guna mencegah kerugian dan mengoptimalkan ongkos produksi tak lain produktivitas ternak harus ditingkatkan atau paling tidak dijaga jangan sampai turun produksinya.
Pertanyaan yang sering diajukan oleh peternak adalah “Mengapa produksi telur ayam saya menurun?” Jawaban pertanyaan ini ternyata tidak semudah yang diduga. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan produksi telur yang turun, yaitu: kualitas telur itu sendiri, mutu bibit, kecukupan nutrisi, kesehatan ayam, kondisi lingkungan, dan tatalaksana pemeliharaan.
Agar produksi telur mencapai optimal maka harus disertai dengan konsumsi ransum yang cukup. Nafsu makan yang turun dapat menghasilkan berat telur yang rendah. Produksi telur tidak hanya bergantung pada berat badan yang tercapai saat memulai produksi telur, tetapi juga pada perkembangan saluran pencernaan dan reproduksi.

Lebih Akrab dengan Penyebabnya
Permasalahan yang sering dialami peternak adalah produksi telur rendah atau penurunan produksi telur secara tiba-tiba. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, banyak faktor yang dapat menyebabkan produksi telur turun dan seringkali faktor-faktor tersebut terkait satu sama lain. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap ukuran dan kualitas telur.
Penyebab umum menurunnya produksi telur meliputi: kurangnya lama penyinaran, nutrisi tidak cukup, penyakit, dan umur yang semakin tua dan stres.
Kualitas ransum yang jelek, nutrisinya kurang atau tidak seimbang dengan ransum, mengandung zat racun dapat menyebabkan penurunan produksi telur. Kadar protein, energi, dan kalsium sangat perlu diperhatikan. Selain itu, jika ayam tidak cukup memperoleh air minum, penurunan produksi juga terjadi.
Kurangnya lama penyinaran tidak akan merangsang hormon reproduksi agar ayam mulai bertelur. Suhu terlalu panas akan mengurangi konsumsi nutrisi dari ransum yang diperlukan untuk pembentukan telur.
Ventilasi yang jelek akan meningkatkan kadar amonia. Kandang terlalu padat serta umur ayam semakin tua juga mempengaruhi produksi telur. Penyakit seperti EDS, ND, IB, dll juga dapat menurunkan produksi telur.

Lama Pencahayaan
Ayam petelur membutuhkan lama pencahayaan selama 16 jam untuk mempertahankan produksi telur, sedangkan lama pencahayaan alami dari sinar matahari biasanya berlangsung hanya selama 12 jam Jika lama pencahayaan kurang, maka produksi telur akan turun dan bahkan bisa sampai berhenti. Kekurangan lama pencahayaan seringkali menyebabkan rontok bulu dan ayam berhenti bertelur selama sekitar dua bulan. Untuk mengatasi hal ini, berikan cahaya tambahan untuk meningkatkan lama pencahayaan tetap konstan 16 jam per hari. Penambahan cahaya cukup 3 watt tiap m2 luas kandang. Penambahan cahaya dilakukan secara bertahap. Salah satu program pencahayaan adalah dengan menaikkan lama pencahayaan 1 jam tiap 2 minggu sehingga pada umur 28 minggu ayam sudah mendapat cahaya tambahan selama 4 jam semalam.

Nutrisi yang Seimbang
Ayam telur membutuhkan ransum dengan nutnsi seimbang untuk mempertahankan produksi telur selama masa produksi. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan ayam berhenti bertelur.
Masalah yang sering terjadi adalah tidak tersedianya air minum yang bersih dan segar. Ayam tanpa air minum hanya selama beberapa jam dapat berhenti bertelur sampai berminggu-minggu. Oleh karena itu, sediakan tempat minum dalam jumlah cukup sehingga ayam selalu memperoleh air minum yang segar.
Kadar energi, protein, atau kalsium yang tidak cukup juga dapat menurunkan produksi telur. Sangat penting menyediakan ransum mengandung nutrisi seimbang pada masa produksi dengan kadar protein 16-18%. Namun nutrisi dalam ransum seringkali rusak akibat penanganan dan penyimpanan yang kurang tepat. Dua jenis asam arnino penting yaitu methionine dan lysine perlu ditambahkan dalam ransum karena ransum seringkali kekurangan asam amino tersebut. Bila mutu ransum kurang baik, tambahkan premiks untuk rneningkatkan mutu ransum.
Ayam telur dapat menghasilkan sekitar 300-325 butir telur tiap tahun sehingga membutuhkan kalsium sebanyak 20 kali jumlah kalsiurn yang ada di dalam tulangnya. Dibutuhkan 25 mg kalsium tiap menit untuk membentuk kerabang telur. Kebutuhan vitamin D perlu tercukupi agar penyerapan kalsium dan fosfor berlangsung baik. Pemberian mineral feed supplement dapat membantu memperkuat kerabang telur.
Selain penyinaran tambahan, nutrisi dan ransum ayam masa produksi juga memerlukan vitamin tambahan. Vitamin tambahan diperlukan karena vitamin juga terbawa bersama dengan keluarnya telur dari tubuh ayam. Selain itu. akibat perubahan cuaca atau susunan ransum, ayam memerlukan vitamin tambahan untuk mencegah stres. Agar dapat mencapai tingkat produksi telur yang maksimal. Diperlukan Egg Stimulant. Egg Stimulant berguna untuk mempercepat tercapainya produksi telur yang maksimal sekaligus mempertahankan produksi telur tetap tinggi.

Lelah Kandang
Lelah kandang (disebut juga cage layer fatigue atau osteoporosis) sering terjadi pada ayam telur yang dipelihara dalam kandang baterai. Namun lelah kandang juga dapat terjadi pada ayam yang dipelihara dengan lantai litter akibat ketidakcukupan kalsium, fosfor dan atau vitamin D.
Pembentukan kerabang telur membutuhkan kalsium dalam jumlah banyak, dan dipenuhi melalui penyerapan kalsium dari tulang. Normalnya, kalsium tersebut akan diganti dari kalsium dalam ransum. Namun pada saat terjadi kekurangan kalsium, fosfor, dan atau vitamin.D, penggantian kalsium ini, tidak berlangsung dengan baik. Akibatnya tulang menjadi keropos. Kondisi ini diperparah dengan perkembangan kerangka kurang optimal pada ayam telur yang dipelihara dalam kandang baterai karena kurangnya pergerakan.
Ayam yang mengalami lelah kandang berarti kekurangan kalsium dalam tulang dan akan segera menghentikan produksinya. Gejala-gejaia lelah kandang meliputi kelumpuhan, patah tulang, bentuk tulang berubah. dan kerabang telur retak. Untuk mencegah lelah kandang, berikan vitamin dan mineral feed suplement.

Penyakit
Serangan penyakit masih dapat terjadi meskipun ayam dalam kondisi terbaik. Penurunan produksi telur seringkali merupakan salah satu gejala awal adanya serangan penyakit. Gejala lainnya dapat berupa lesu dan bulu kusam, mata berair, keluar ingus dari hidung, batuk, rontok bulu, pincang, sampai kematian. Jika peternak rnelihat seekor ayam sakit, lakukan isolasi atau pengafkiran dan amati keseluruhan populasi secara teliti. Jika curiga ada serangan penyakit, segera hubungi dokter hewan setempat agar dapat membantu memeriksa sehingga diperoleh diagnosa dan pengobatan yang akurat.
Pada umumnya, saat ayam terkena penyakit apapun, maka produksi telur akan terganggu. Penyakit yang secara langsung dapat menyebabkan penurunan produksi telur. di antaranya adalah: EDS, ND, IB, CRD dan colibacillosis. Penyakit ND dan IB menurunkan kualitas kerabang dan bagian dalam telur. EDS menyebabkan kerabang telur sangat tipis sehingga telur mudah pecah, sedangkan ND dan IB dapat merusak saluran produksi.
Ayam yang terserang EDS tetap tampak sehat, tidak memperlihatkan gejala sakit tetapi terdapat penurunan produksi secara drastis disertai penurunan kualitas telur. Produksi telur turun sebesar 20-40% selama 10 minggu. Untuk mencegah EDS, lakukan vaksinasi pada umur 16-18 minggu bisa dengan vaksin kombinasi.
Penyakit ND dapat menyebabkan produksi telur turun diikuti penurunan kualitas telur, yaitu kerabang telur menjadi tipis dan kadang-kadang ditemukan telur tanpa kerabang. Produksi telur dapat mendekati produksi normal setelah 3-4 minggu, tetapi kebanyakan tidak pernah kembali normal.
Untuk mencegah ND, lakukan vaksinasi ND secara teratur. Selama program vaksinasi, berikan vitamin selama 2 hari sebelum dan sesudah vaksinasi untuk mencegah stres.
Penyakit utama yang menyebabkan produksi telur turun secara drastis adalah IB. Virus IB (corona virus) menyerang membran mukosa saluran pernapasan dan reproduksi. Jika menyerang ayam muda maka kerusakan saluran reproduksi akan bersifat permanen.
Sejumlah strain virus IB juga menyebabkan gangguan pada ginjal. Akibatnya tidak hanya kualitas kerabang telur terganggu namun juga bagian dalam telur. Putih telur (albumin) menjadi seperti cairan bening (transparan). Bentuk kerabang telur menjadi tidak normal. Selain itu, warna coklat pada kerabang telur coklat akan memudar. Pada telur dapat pula ditemukan gumpalan kecil darah yang disebut blood spot. Untuk mencegahnya, lakukan vaksinasi IB pada umur 4 hari dan diulangi pada umur 19-21 hari dengan vaksin tunggal atau kombinasi. Vaksinasi selanjutnya dilakukan pada umur 8 minggu kemudian diulang tiap 3 bulan.
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit EDS, ND, dan IB. Hanya dengan strategi vaksinasi yang tepat dan diimbangi dengan pelaksanaan tatalaksana pemeliharaan yang benar, niscaya ketiga penyakit tersebut dapat dihindari.
CRD dan colibacillosis merupakan penyakit yang hampir selalu ada di peternakan, Baik CRD maupun colibacillosis juga dapat mengganggu produksi telur. CRD dapat mengganggu proses pernapasan ayam sehingga suplai oksigen ke dalam tubuh ayam akan berkurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada kesehatan dan metabolisme dan berakibat pada penurunan produksi telur. Colibacillosis dapat menginfeksi saluran telur maupun calon telur.

Umur Ayam
Umur yang semakin tua dapat berpengaruh pada produksi telur. Pengaruh ini sangat bervariasi di antara individu ayam. Ayam dapat berproduksi secara efisien selama dua siklus masa bertelur. Setelah dua atau tiga tahun, produktivitas akan menurun. Secara umum, produksi telur paling baik selama tahun pertama, namun ayam telur yang berproduksi tinggi dapat berproduksi cukup baik selama 2-3 tahun. Kondisi ini berbeda pada setiap strain ayam. Ayam telur yang berproduksi tinggi akan bertelur selama sekitar 50-60 minggu tiap siklus masa bertelur. Di antara siklus produksi telur akan disela dengan masa istirahat yaitu rontok bulu (molting). Afkir ayam telur yang produksi telurnya sudah tidak ekonomis lagi.
Rontok bulu adalah proses alami sebagai cara unggas memperbaharui bulunya. Selain sebagai tanda berhentinya produksi telur, rontok bulu juga dapat terjadi kapan pun terutama saat ayam mengalami stres berat. Kasus rontok bulu yang cepat pada seluruh populasi biasanya merupakan gejala bahwa telah terjadi sesuatu yang serius (misalnya: kekurangan air minum atau sangat kedinginan).

Stres
Stres dapat menyebabkan turunnya produksi telur. Agar produksi telur tidak turun, berikan multivitamin selama 5 hari berturut-turut.
Stres yang biasa terjadi meliputi:
1. Kedinginan
Stres yang paling sering selama musim hujan adalah kedinginan. Pastikan ayam mendapat perlindungan dari angin dan hujan selama musim hujan namun jangan sampai menutup terlalu rapat sehingga menyebabkan tingginya kadar amonia. Jika tercium bau amonia, inilah saatnya meningkatkan lubang udara di dalam kandang. Ayam tidak dapat bertahan dalam kondisi lembab dan terlalu banyak angin.
2. Kepanasan
Dalam cuaca panas, ayam akan lebih banyak minum dan mengurangi konsumsi ransum sehingga kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi. Kondisi ini dapat menyebabkan produksi telur turun karena kebutuhan energi dan protein harian tidak tercukupi. Dalam kondisi lingkungan panas, fisiologi tubuh ayam akan mengubah prioritasnya dari semula untuk produksi telur menjadi untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu, saat cuaca panas perlu tambahan vitamin supaya produksi telur tidak terganggu.
3. Penangkapan dan pemindahan
Batasi pemindahan atau penangkapan yang tidak perlu. Populasi yang terlalu padat dapat meningkatkan kanibalisme dan akhirnya stres pada ayam.
4. Parasit
Jika ada parasit eksternal dan internal, berikan pengobatan yang sesuai.
5. Ketakutan
Batasi suara ribut orang-orang dan suara kendaraan di sekitar kandang untuk mencegah ayam ketakutan.

Sebagai kesimpulan, produksi telur yang turun dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari mutu ransum, tatalaksana pemeliharaan, sampai adanya serangan penyakit dapat menurunkan produksi telur.
Perlindungan terbaik terhadap penyakit diawali dengan membeli DOC atau pullet yang sehat. Hindari pelihara ayam dengan umur yang tidak seragam. Kontrol terhadap lama penyinaran dan berat badan pada ayam pullet sangat menentukan permulaan produksi telur. (inf/bbs)


MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB
Produksi telur tiba-tiba turun. Stres karena bermacam-macam sebab seperti potong paruh, setelah pemberian obat cacing, penggantian ransum, setelah vaksinasi.
Ransum bermutu jelek.
Ayam terserang penyakit.
Produksi dan mutu telur turun. Ayam terserang penyakit seperti EDS ‘76, IB, pullorum atau ND.
Produksi telur turun tetapi mutu telur tidak turun. Ayam terserang penyakit AE.
Ayam sedang dalam pergantian bulu (rontok bulu).
Ayam stres karena berbagai hal.
Ayam kekurangan air minum, tempat minum banyak yang kosong.
Tempat air minum letaknya terlalu rendah atau tinggi.
Pencahayaan tidak tepat.
sumber: dokter hewan blogspot

Sabtu, 11 Juni 2011

panduan ternak puyuh

Pendahuluan

Puyuh (Quail) pada mulanya kurang mendapat perhatian dari para peternak. Tubuh dan telurnya yang kecil dengan cara hidup yang liar dianggap tidak dapat diternakkan, dan kalaupun bisa bakal merepotkan. Akibatnya banyak kalangan yang beranggapan bahwa beternak puyuh tidak akan pernah mendapatkan keuntungan. Tetapi setelah pemerintah mencanangkan puyuh sebagai salah satu ternak alternatif penunjang peningkatan penyediaan protein hewani untuk masyarakat, barulah puyuh terangkat namanya.

Usaha ternak puyuh dapat meningkatkan atau menambah penghasilan keluarga baik di kota maupun di desa, sebagai usaha sampingan maupun usaha tetap. Bila dibandingkan dengan ayam, bebek, merpati atau itik, puyuh mempunyai kelebihan, antara lain lebih tahan terhadap hama penyakit, cepat berproduksi, hemat dan mudah dalam pemeliharaannya. Biasanya orang beternak puyuh diambil karena telurnya. Di pasaran ternyata harga telur puyuh mengalahkan harga telur ayam, itik atau yang lainnya dalam hitungan per kilo. Nilai gizi telur dan daging puyuh juga tidak kalah dengan telur dan daging unggas lainnya, sehingga dengan tersedianya telur dan daging puyuh di pasaran dapat menambah variasi dalam penyediaan sumber protein hewani.



Jenis-Jenis Puyuh

Ada beberapa jenis puyuh di antaranya ada yang berwarna bulu indah, tidak kalah menariknya dengan burung hias yang banyak dipelihara orang, tetapi sayang produksi telurnya rendah. Sehingga bagi yang berminat untuk menikmati keindahan warna bulu dan suaranya, puyuh seperti itu sangat tepat. Sedang bagi peternak yang ingin memanfaatkan telur atau dagingnya biasanya akan memillih jenis puyuh seperti Coturnix-cortunix japonica. Di antara jenis-jenis puyuh tersebut adalah:
  1. Coturnix-cortunix japonica
  2. Puyuh jenis ini dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir/ekor/tahun. Kelebihan lainnya adalah suaranya yang cukup keras dan agak berirama, karena itu dulu unggas ini dipelihara sebagai song bird (burung kelangenan). Hidupnya sering berpindah-pindah tempat.. Kemampuannya yang dapat menghasilkan 3-4 generasi pertahun, membuat unggas ini menarik perhatian sebagai ternak percobaan dalam penelitian. Telurnya berwarna cokelat tua, biru, putih dengan bintik-bintik hitam, cokelat, dan biru.
  3. Coturnix chinensis (Blue brested Quail)
  4. Betubuh sangat mungil, panjangnya hanya 15 cm. Biasa dijumpai di padang rumput terbuka, sawah yang baru dipanen, semak alang-alang, dan tanah pertanian yang belum ditanami. Hidupnya dalam kelompok-kelompok kecil. Hidupnya di areal dataran rendah. Makanannya berupa biji-bijian kecil dan serangga. Telurnya berwarna kuning tua mengkilap dan bertotol-totol hitam.
  5. Rollulus roulroul (Puyuh Mahkota)
  6. Badannya bulat dengan panjang mencapai 25 cm. Puyuh ini bentuknya paling indah jika dibandingkan dengan puyuh lain, sehingga dapat dipelihara sebagai burung hias. Hidupnya di hutan-hutan dan hanya terdapat di daerah seperti Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Unggas ini dapat hidup pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
  7. Callipepla squamata (Scaled quail)
  8. Unggas ini termasuk berukuran besar, panjangnya mencapai 25-30 cm. Bermukim di Amerika Utara (sebelah barat Amerika dan Meksiko). Hidupnya di padang rumput, di daerah kering dan semi kering. Selama musim bertelur unggas ini senang hidup menyendiri, tetapi pada musim gugur dan musim dingin mereka berkumpul dalam kelompok besar. Puyuh ini bisa bertelur sebanyak 9-16 butir pada musim bertelur. Pakannya terdiri dari 30 % serangga, biji-bijian, dan beberapa jenis sayur-sayuran. Puyuh jantan dan betina warna bulunya sama cantiknya, yaitu cokelat keabu-abuan dengan ornamen abu-abu dan putih yang menghiasi bagian depan tubuhnya, menyerupai sisik ikan. Oleh karena itu puyuh ini dinamakan scaled quail. Karena bentuknya yang lucu dengan komposisi bulu yang unik, unggas ini cocok untuk burung hias.
  9. Lophortix gambelli (Gambels Quail)
  10. Puyuh ini mempunyai tubuh yang gemuk pendek, tetapi mempunyai kaki yang kuat. Panjang badannya 25-28 cm. Hidup di daerah tandus yang bersemak-semak dan hanya terdapat di Amerika Utara. Makanannya berupa biji-bijian, pucuk daun, buah-buahan, serta sejumlah kecil serangga. Bertelur sebanyak 9-14 butir dan telur tersebut dierami selama 21-24 hari di dalam sarang yang dibuat di permukaan tanah lembab yang ditumbuhi rumput dan sejenis tumbuhan berdaun harum yang sering digunakan untuk bumbu masak. Ciri bagian paling atas puyuh jantan adalah adanya warna cokelat dengan variasi garis-garis putih. Dadanya berwarna kuning tua diselingi garis lebar berwarna hitam sedangkan di bagian sisi depan tubuhnya berwarna kemerah-merahan. Ciri khasnya yaitu di bagian depan kepalanya terdapat bulu panjang yang meyerupai jambulnya mayorette, sehingga kalau berjalan jambulnya akan bergoyang-goyang. Dibanding jenis puyuh lainnya, jenis ini tampak paling unik dan lucu, sehingga cocok dipelihara sebagai burung hias.



Manfaat Puyuh

Belum banyak masyarakat mengetahui, bahwa puyuh yang bertubuh kecil memiliki banyak keistimewaan. Mengenai keistimewaan dari unggas ini diuraikan sebagai berikut:
  1. Telur
  2. Kandungan protein dan lemak telur puyuh lebih baik dibandingkan dengan telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah. Selain itu rasanya juga lezat dan dapat disajikan dalam aneka bentuk dan rasa. Telur puyuh sangat baik untuk diet kolesterol karena dapat mengurangi terjadinya penimbunan lemak, terutama di jantung, sedangkan kebutuhan proteinnya tetap mencukupi.
  3. Daging
  4. Daging puyuh mengandung 21,10% protein, sedangkan lemaknya hanya 0,7 %. Oleh sebab itu, daging puyuh sangat diperlukan penderita penyakit darah tinggi untuk mengurangi konsumsi lemak. Umumnya, daging puyuh yang dikonsumsi berasal dari puyuh apkir, yaitu puyuh betina yang kemampuan bertelurnya sudah menurun atau puyuh jantan yang tidak terpilih sebagai pejantan. Sebagian puyuh jantan sengaja diapkir karena bila diternakkan hanya menghabiskan pakan sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan.
  5. Kotoran
  6. Kotoran puyuh dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sayuran, tanaman lain dan campuran bahan pakan (konsentrat) ternak. Kotoran puyuh mengandung zat makanan yang tidak tercerna selama melewati saluran pencernaan dan sejumlah hasil metabolisme yang masih mempunyai nilai gizi bila diberikan kembali sebagai makanan unggas atau mamalia.Kandungan gizi kotoran puyuh sangat bervariasi, tergantung ransum, temperatur lingkungan, kandungan air dan cara penyimpanan serta pengolahannya. Oleh sebab itu, kotoran-kotoran tersebut harus ditangani secara baik agar tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan. Kotoran puyuh juga mengandung zat bersifat patogen, kandungan serat kasar dan asam urat tinggi, tetapi energinya rendah.
  7. Bulu
  8. Bulu puyuh, terutama dari jenis puyuh mahkota, gambels quil, atau blue brested quil, warnanya sangat bagus. Bulu-bulu yang agak halus, terutama bulu bagian dada dan punggungnya yang besar, dan masih baik kondisinya dikumpulkan dan dijemur sampai agak kering, dapat digunakan sebagai salah satu bahan pembuat lukisan bulu atau sebagai isi bantal pengganti kapuk, busa atau bulu angsa. Pemanfaatan bulu lain yaitu sebagai campuran pakan ternak karena berpotensi sebagai sumber protein hewani dan mineral. Selain itu, bulu kaya asam amino esensial. Energi metabolisme yang dihasilkan bulu mencapai 3,047 Kkal/kg, sedangkan protein kasarnya mencapai 86,5%. Pemanfaatan bulu sebagai pakan ternak harus melewati proses pengolahan terlebih dahulu, tidak hanya dikeringkan dan digiling saja. Bulu harus dihidrolisis atau dimasak terlebih dahulu.
  9. Hewan laboratorium
  10. Dalam percobaan-percobaan laboratorium, puyuh selalu dipilih sebagai hewan percobaan. Ada beberapa dasar pertimbangan yang dipakai, yaitu siklus hidupnya yang relatif singkat dengan laju metabolisme yang tinggi. Seekor puyuh, khususnya Coturnix-coturnix japonica, sudah mencapai dewasa pada umur 41 hari. Puyuh mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keturunan sebanyak 3 – 4 generasi per tahun. Sifat ini merupakan keunggulan yang sangat menguntungkan untuk menjadikan puyuh sebagai hewan laboratorium.

Kandang Puyuh

Lokasi
Lokasi kandang puyuh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  • Tersendiri dan aman. Tersendiri bila ingin memelihara puyuh dalam skala besar (lebih dari 5.000). Sedang untuk skala menengah (2.000 – 5.000) cukup dimanfaatkan halaman rumah. Yang penting tidak mengganggu aktifitas rumah tangga, rasa aman dalam arti tenang dan bebas dari gangguan mutlak harus diciptakan agar produktivitas puyuh bisa sepenuhnya. Lokasi kandang sebaiknya dijauhkan dari gangguan anak-anak, lalu-lalang orang, dan keramaian kendaraan.
  • Sirkulasi udara baik. Hal ini mutlak untuk menjaga kesehatan puyuh
  • Cukup prasarana, seperti jalan masuk, air, listrik (bisa juga dengan lampu minyak), dan lainnya. Hal ini untuk menunjang kelancaran pengelolaan, tapi bukan hal ini yang utama.
Berikut contoh lokasi unit kandang puyuh di sekitar rumah:

Sistem Perkandangan
Kandang puyuh bisa dibuat dari bahan murah yang tersedia daerah setempat, antara lain bambu, kayu, papan (bekas peti atau triplek), kawat kasa. Kerangka kandang bisa dibuat dari kayu yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Bila kandang diletakkan di lokasi terbuka (tanpa peneduh), sebaiknya bagian atas ditutup genteng atau seng. Kalau kandang ini terlindung atap, misalnya di tempatkan dalam bangsal, cukup ditutup papan. Dasar kandang puyuh bisa dibuat dari kawat kasa (ukuran lubang 1 cm) atau bisa dengan anyaman bambu jika ingin lebih murah.

Sinar matahari sangat diperlukan baik untuk penerangan, penghangat, pembunuh bibit penyakit dan sumber vitamin D bagi puyuh. Usahakan kandang menghadap ke timur. Pada waktu malam hari pun kandang sebaiknya diberi penerangan tambahan agar puyuh tetap bisa makan dan memperoleh tambahan kehangatan. Hindari kandang puyuh tidak dibuat langsung di atas tanah. Jarak antara lantai dengan lantai dengan lantai pertama kandang sebaiknya lebih dari 30 cm, idealnya 40 cm. Selain itu, juga pastikan lokasi kandang bebas dari binatang buas atau serangga yang bisa mengganggu ketenangan puyuh.



Kandang piyik (anak puyuh)
Besarnya kandang puyuh disesuaikan dengan jumlah piyik yang akan dipelihara. Ancar-ancarnya adalah 1 m2 untuk tiap seratus piyik. Sebaiknya kandang ini dibuat dengan penyusunan seri (sejajar) dan salah satunya dikosongkan. Jika piyik sudah berumur 10 hari, sebagian anak puyuh dipindahkan ke kandang sebelah, ini agar tidak terlalu berdesakkan.

Pada prinsipnya ukuran kandang bisa berubah sesuai dengan besarnya jumlah puyuh yang akan dipelihara. Seperti dikatakan tadi, patokannya adalah 1 m2 persegi untuk tiap seratus piyik, atau tiap piyik membutuhkan luas kandang 0,01 m2 dengan tinggi kandang 40 cm. Seluruh dinding kandang piyik dibuat rapat. Dinding kiri, kanan, atas dan belakang dibuat dari papan atau triplek. Sebagian (bawah) dinding depan dibuat dari papan, sisanya (atas) dibuat dari kasa (anyaman bambu) agar sirkulasi udara terjamin.

Pada dinding depan ini ditempatkan pintu memasukkan makanan dan minuman. Lantai kandang juga terbuat dari papan. Jika puyuh akan dimasukkan kandang, lantai ini harus dilapisi kertas koran dahulu agar tidak ternoda kotoran piyik. Suhu kandang piyik harus dipertahankan 35 °C. Oleh karena itu di dalam kandang harus disediakan sebuah lampu pijar 40 watt. Perlengkepan lain, seperti tempat minum, bisa dipergunakan tempat minum anak ayam.
Kandang puyuh dara (10-50 hari)
Kandang puyuh dara dibuat dengan ukuran panjang 90 cm, lebar 60 cm dan tinggi 30 cm. Ukuran ini cukup untuk 40 ekor puyuh dara (umur 10 hari sampai usia bertelur). Ancar-ancarnya adalah luas 135 cm persegi untuk tiap ekor. Tingginya sengaja dikurangi agar tidak memberi kesempatan puyuh melompat-lompat. Sebab kegiatan melompat ini akan mengurangi produktivitasnya kelak.

Seluruh dinding kandang sebaiknya dibuat dari kawat kasa atau anyaman bambu. Pintu untuk keluar masuk makanan dipasang dibagian depan. Dalam kandang ini puyuh dara juga membutuhkan kehangatan. Oleh karena itu harus dipasang lampu pijar 25 watt agar menciptakan suhu kandang 30°C. Lampu ini harus menyala sepanjang malam agar puyuh tidak mudah kaget. Tempat minuman dan makanannya bisa menggunakan tempat makan dan minum anak ayam, bisa dibuat sendiri dari kayu atau seng. Bentuknya persegi dengan ukuran tinggi 6 cm, lebar 8 cm dan pajang 80 cm. Lubang untuk makan dibuat dengan garis tengah 3 cm dan berjarak 1,5 cm antar lubang. Tempat makan juga bisa dibuat berbentuk segi lima.
Kandang Puyuh Dewasa
Sebetulnya kadang puyuh dewasa sama dengan kandang puyuh dara, hanya suhu ruangan dikurangi menjadi 20-25 °C. Alat makanannya pun persis sama. Jadi kandang puyuh dara bisa dipakai untuk puyuh dewasa hanya dengan merubah ukuran lampu. Untuk menghemat tempat (jika ingin memelihara dalam jumlah yang besar),bentuk kandang bisa dikembangkan dengan menambahkan kandang lain di sisi dan di atas (dibuat bertingkat 3-4 kandang). Antara kandang bawah dengan kandang atas diberi sela 10 cm untuk laci penampung kotoran





















Pembibitan

Agar bibit puyuh dapat lahir dengan sehat dan hidup sampai dewasa serta mampu berproduksi optimal, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut.
  1. Pemilihan telur
  2. Ciri-ciri telur yang baik untuk bibit antara lain telur bukan berasal dari perkawinan saudara. Telur diambil dari induk betina yang berumur 4-10 bulan yang dipelihara bersama pejantan dengan perbandingan 2-3:1. Telur ini tidak boleh berumur lebih dari 5 hari karena daya tetasnya akan menurun 3 % per hari. Telur yang baik untuk ditetaskan adalah yang bentuknya sempurna, tidak terlalu bulat atau panjang, yaitu yang bulat-lonjong/oval dan simetris ukurannya. Ukuran tidak besar dan juga tidak terlalu kecil, serta besar dan beratnya seragam, sekitar 10-11 gram. Kulit telurnya harus mulus tidak terdapat bentik-bintik, bercak-bercaknya berwarna hitam kelabu. Telur yang kulitnya berwarna kuning, cokelat atau putih polos sebaiknya tidak dipilih. Syarat terakhir adalah kulit telurnya dalam keadaan bersih tidak ditempeli kotoran.
  3. Mesin Tetas
  4. Puyuh tidak dapat mengerami telurnya sendiri, sehingga untuk penetasan harus digunakan mesin tetas. Prinsip dasar bekerjanya mesin tetas sebetulnya sangat sederhana, biasanya terdiri dari kotak yang bisa menahan panas yang dihasilkan oleh alat pemanas. Di dalamnya harus tersedia alat pelembab udara, bisa berupa piring, waskom, atau talam yang berisi air serta alat pengukur suhu. Ventilasi untuk memasukkan udara segar juga diperlukan. Mesin tetas telur saat sekarang banyak dijual di poultry shop berbagai macam model.
  5. Cara Penetasan
  6. Sebelum digunakan, mesin tetas harus dibersihkan dahulu dari kuman penyakit dan kotoran, kemudian dikeringudarakan/diangin-anginkan. Selanjutnya nampan-nampan air dimasukkan ke dalamnya, baru kemudian mesin dinyalakan sampai suhunya 39,5 °C. Sambil menunggu suhu mesin tetas stabil, telur-telur disemprot dengan antiseptik dan dikeringkan. Telur yang telah kering ini diberi tanda pada bagian yang sama, bagian tumpul atau runcingnya dengan spidol yang berwarna kontras. Selanjutnya telur diatur dalam loyang. Posisi telur ini sebaiknya 45 derajat dengan bagian yang tumpul (bagian yang berongga udara) pada bagian atas. Pintu dan lubang pada mesin tetas ditutup dan dibiarkan tetap begitu selama 2-3 hari tanpa diganggu sedikitpun. Pada hari ke 3 – 14 telur dibalik sambil loyangnya diputar 180 derajat Celcius sebanyak dua kali sehari. Pembalikan ini berfungsi meratakan suhu telur dan menghindarkan agar lembaga/benih tidak menempel atau lengket pada salah satu sisi kulit, akibat daya tarik bumi, dan mati. Tidak dilakukannya pembalikan juga mengakibatkan anak-anak puyuh lahir dengan kaki pengkor. Tanda spidol pada telur bisa digunakan sebagai kontrol dalam pembalikan ini, yaitu sudah dibalik atau belum. Oleh karena itulah tanda tersebut diharuskan pada bagian yang sama. Bila dilakukan secara rutin, pada hari ke 14 bagian telur yang diberi tanda berada pada posisi seperti pertama kali masuk ke dalam mesin tetas. Pemeriksaan telur juga perlu dilakukan selama proses penetasan. Telur yang kosong atau tak berbenih harus dibuang. Proses penetasan biasanya terjadi pada hari ke 17-19. Prosesnya berjalan selama 3 jam, bila ada telur yang tidak menetas setelah 3 jam dapat disingkirkan, kerena kalau ditunggu kualitas bibitnya akan rendah dan mudah mati.

Langkah-langkah Pemeliharaan

Pemilihan bibit
Produktivitas dari ternak puyuh ditentukan juga oleh bibit puyuhnya. Oleh karena itu seyogyanya dipilih bibit yang baik dan unggul. Bibit puyuh yang baikdapat diperoleh, dari puyuh yang masih kecil (piyik), dari bibit yang sudah dewasa atau siap telur. Apabila bibit dicari dari piyik, sebaiknya bibit diperoleh dari peternak yang mengadakan bibit sendiri dan sudah berpengalaman agar lebih terjamin dan mudah mendapatkannya.

Jika kita mencari bibit yang sudah siap bertelur, ciri yang baik adalah tubuh dan perawakannya besar (kuat dan sehat), berumur 40-50 hari, kakinya panjang (tinggi), bulunya lebat. Jika kita ragu dengan kualitas pilihan kita, sebaiknya tanyakan kepada peternak yang lebih berpengalaman.





Pakan/minuman yang diperlukan
Kesalahan atau tidak kedisiplinan dalam pemberian pakan dapat menurunkan hasil yang diperoleh.Zat pakan yang memenuhi kebutuhan burung puyuh adalah terpenuhinya unsur protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Di pasaran pakan siap pakai (poor) sangat banyak dijual.

Berikut ini ransum yang diberikan berdasarkan umur unggas perekor :

Umur Puyuh
Porsi Ransum
1 hari – 1 minggu
2 gr ransum/ekor/hari
1 – 2 minggu
4 gr ransum/ekor/hari
2 – 4 minggu
8 gr ransum/ekor/hari
4 – 5 minggu
13 gr ransum/ekor/hari
5 – 6 minggu
15 gr ransum/ekor/hari
Diatas 6 minggu
17 – 19 gr ransum/ekor/hari




Komposisi pakan yang tepat


Ransum puyuh bisa dibuat sendiri, tetapi bagi peternak kecil l ebih praktis membeli yang sudah jadi juga mudah diperoleh. Makanan puyuh juga bisa diganti dengan ransum ayam dengan cara mencocokkan kualitas proteinnya dengan yang dibutuhkan. Tetapi jika ingin membuat ransum sendiri, bisa dilakukan dengan bahan dasar jagung, bekatul, dan konsentrat dengan perbandingan 4:3:3 ditambah vitamin B12 dengan ukuran satu sendok makan untuk setiap kilogram campuran.
Pakan tambahan
Untuk menambah produktivitas, puyuh memerlukan pakan tambahan berupa sayuran seperti kangkung, selada air, kecambah. Hal ini diperlukan terutama pada puyuh dalam masa bertelur, guna menjaga kelenturan tubuhnya setelah bertelur setiap hari. Sayuran sebaiknya diberikan setiap dua hari sekali, misalnya 3 ons kecambah untuk tiap 100 ekor puyuh. Selain makanan bergizi, puyuh juga membutuhkan vitamin dan mineral untuk daya tahan tubuh, yang diberikan melalui minumannya. Bahan vitamin dan mineral yang sudah dikemas banyak dijual di toko pakan ayam, dengan berbagai merek. Tiap pabrik biasanya mengeluarkan satu seri formula vitamin dan mineral, lengkap dengan dosis dan cara pemakaiannya. Kita tinggal menggunakan persis seperti yang dianjurkan pabrik.
Waktu Pemberian Pakan


Ransum puyuh umumnya berbentuk tepung. Pada saat puyuh berumur 1-10 hari , makanan diberikan dengan cara ditebarkan di atas koran.

Ini dilakukan karena mereka masih belum bisa makan dengan baik dan belum bisa mencapai ketinggian tempat makan. Resiko dari cara ini adalah setiap hari kertas alas harus diganti agar kandang senantiasa bersih dan kering. Jika makanan yang bercampur kotoran ini diberikan lebih lama, alas menjadi lembab dan becek. Selanjutnya campuran kotoran dan makanan melekat dan membentuk bandul-bandul keras di jari kaki anak puyuh. Selain mempersempit gerak mereka, bandul-bandul itu menjadi sarang penyakit yang harus dihindari.

Di atas umur 10 hari puyuh sudah dapat makan dalam tempat makan yang dibuat khusus. Sedang tempat minum, sejak umur sehari pun sudah bisa digunakan tempat minum untuk ayam. Ransum hanya diberikan satu kali dalam sehari, selayaknya diberikan pada sore hari, karena malam hari puyuh lebih giat makan di banding siang hari. Minuman puyuh tidak boleh kekurangan, jadi harus selalu dikontrol.

Penggantian minuman cukup dilakukan tiap 24 jam, pagi atau sore hari. Jika terlalu lama tidak diganti, air minum tersebut menjadi kotor karena bercampur lendir liur puyuh dan sisa makanan yang terbawa paruh. Air kotor ini menjadi sumber penyakit yang harus dihindari.


Penyakit dan Pencegahannya

Jumlah produksi telur puyuh ditentukan oleh kesehatannya. Kesehatan ini tergantung dari kebersihan kandang serta usaha pencegahan penyakit. Oleh karena itu kegiatan membersihkan kandang adalah mutlak harus dilakukan setiap hari, terutama pagi hari. Kalau tidak, kotoran akan menumpuk dan menimbulkan bau serta pengap serta menjadi tempat berkembangnya penyakit puyuh.

Aktivitas harian yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan puyuh di antaranya:
  1. Pagi-pagi, pertama kali adalah membersihkan tempat minum dan tempat makan
  2. Isi tempat minum dengan air bersih dan isi tempat makan dengan jatah makanan secukupnya.
  3. Membersihkan kandang, bak tinja boleh dibuka dan dibersihkan
  4. Untuk minggu pertama periksalah suhu pemanas, jangan sampai kurang dari yang dibutuhkan.
  5. Pada siang hari ulangi aktivitas seperti pagi hari.
  6. Makanan jangan sampai habis atau jangan sampai berlebihan (tumpah/berceceran)
Jenis Penyakit dan Pencegahannya
  1. Radang usus (Quail enteritis)
  2. Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus. Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berak yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus. Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang terinfeksi.
  3. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
  4. Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, puyuh yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan puyuh yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
  5. Berak putih/kapur (Pullorum)
  6. Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular. Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
  7. Berak darah (Coccidiosis)
  8. Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam, menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan tetra chlorine capsule diberikan melalui mulut; noxal, trisula zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
  9. Cacar Unggas (Fowl Pox)
  10. Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin. Gejala: timbul keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfeksi.
  11. Quail Bronchitis
  12. Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular. Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersin, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir. Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
  13. Aspergillosis
  14. Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, pada mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
  15. Cacingan
  16. Penyebab: sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
  17. Snot/Coryza
  18. Snot/coryza adalah penyakit yang menyerang mata. Puyuh yang terserang matanya menjadi bengkak berlendir dan berwarna merah. Penyakit ini adalah penyakit utama puyuh yang dengan cepat menular. Karena sulit diobati, sebaiknya dilakukan pencegahan dengan menggunakan vaksin CRD/Coryza aktif atau in aktif. Jika beberapa puyuh kedapatan terjangkit penyakit tersebut, sebaiknya segera dibuang, walaupun sebernarnya masih bisa diobati dengan suntikan intensif tetapi mahal.



Pemanenan/Pengambilan telur

Pengambilan telur puyuh dapat dilakukan dua kali sehari. Agar tidak membuat kaget, pengambilan telur sebaiknya dilakukan berbarengan dengan kegiatan membersihkan kandang dan memberi makan serta minuman. Kegiatan tersebut lebih baik dilakukan oleh satu orang saja atau bisa lebih, asalkan secara tetap mereka melakukannya setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar puyuh tidak sering terkejut karena melihat orang asing di dekatnya.

sumber:
Pustekkom Depdiknas2009

Ternak Puyuh Dapat Menunjang Risiko Dapur

Pengantar,
BAGI masyarakat Indonesia burung Puyuh memang sudah tidak asing lagi, kendati hewan ini merupakan binatang liar yang hidup di gunung-gunung. Namun beberapa puluh tahun terakhir, ternyata burung liar ini sudah bisa dijinakkan dan dibudidayakan, serta dikembangkan secara komersial.
Indonesia dalam pengembangan puyuh memang agak ketinggalan dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Thailand, Malaysia, Jepang dan termasuk Amerika Serikat. Namun, saat ini pengembangan ternak burung puyuh berkembang pesat, terutama sebelum harga pakan unggas ini naik.
Pengembangan burung puyuh sangat cocok untuk usaha kecil, menengah hingga ke peternakan besar. Hasilnya untuk para peternak kecil, dapat mengisi kebutuhan risiko dapur, dalam penjualan telur maupun dagingnya.
Saat sekarang pengembangan peternakan puyuh mulai bangkit lagi setelah harga-harga bahan pakannya turun.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana kelayakan usaha burung puyuh ini, redaksi menurunkan wartawannya yaitu Yayan (Bandung) dan Raya (Sukabumi). Hasil liputan mereka disunting dan dilengkapi oleh managing editor Dedi Riskomar. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda.
Redaksi
Untuk memelihara dan menernakan burung puyuh secara komersial, baik puyuh pedaging maupun petelur tidak terlalu rumit perawatannya. Bahkan bila dibandingkan dengan menernakan ayam, jauh lebih enteng dan efisien. Mengingat, memelihara burung puyuh tidak memerlukan kandang dan lahan yang luas.
Bila melihat prospeknya, beternak burung puyuh bisa dijadikan sebagai usaha sampingan ataupun profesi. Sebab, telur maupun daging burung puyuh, kini mulai digemari masyarakat dari berbagai kalangan. Hanya saja, tingkat produktivitasnya masih jauh dari mencukupi permintaan pasar. Masalahnya, sampai saat ini masih banyak orang yang belum mengetahui prospek, cara beternak, memperoleh bibit dan pemeliharaannya dengan cara komersial.
Padahal kehadiran burung puyuh ini telah dikenal orang sejak lama. Hanya tempo dulu banyak orang memeliharanya sebatas hobi dan tidak dikembangkan secara bisnis. Namun akhir-akhir ini, setelah meningkatnya jumlah kebutuhan gizi masyarakat, permintaannya semakin meningkat termasuk daging dan telur puyuh.
Bila melihat kandungan gizi daging dan telur burung puyuh cukup tinggi, bahkan sebanding dengan daging dan telur ayam, itik dan hewan unggas lainnya. Sehingga, masyarakat akhir-akhir ini, mulai menggemari daging dan telur puyuh. Sebab daging puyuh dan telur puyuh selain enak dan lezat rasanya, juga dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, terutama telurnya.
Baru hobi
Masih banyak orang yang belum mengetahui cara beternak burung puyuh dengan baik, yang diarahkan pada bisnis. Selama ini yang ada, hanya memelihara secara hobi. Sangat berbeda sekali, memelihara secara hobi dengan secara bisnis. Kalau hobi tidak memperhitungkan untung dan rugi. Sedangkan pemeliharaan secara bisnis, si pemelihara tentunya mengharapkan dari investasi yang ditanamkan akan memperoleh untung sebesar-besarnya.
Langkah awal untuk memelihara burung puyuh yang mesti dipersiapkan, di antaranya, lahan, bibit, ransum (pakan) alat peternakan dan perlengkapan lainnya. Langkah persiapan, pertama, pembuatan kandang, diusahakan bertingkat dengan ukuran minimal 1 meter persegi atau tergantung luas lahan yang tersedia. Jumlah tingkatan kandang bisa sampai empat tingkat.
Kedua, pembelian bibit, diusahakan membeli bibit dari kualitas yang baik dan muda. Bibit yang baik untuk petelur, biasanya telah berusia 6 - 8 minggu dari penetasan. Masa produktif bisa mencapai 12 bulan, bahkan bila pemeliharaannya baik bisa lebih. Sedangkan bibit untuk pedaging, dicari dari DOC yang baik, setelah berusia 4 - 6 minggu, puyuh pedaging bisa dipanen.
Ketiga, pemberian ransum. Supaya lebih efisien, dalam pemberian ransum harus dilakukan secara intensif. Sebab, banyak peternak yang gagal dalam mencapai produksi, karena banyak yang tidak mengetahui dalam pemberian ransum termasuk pemberian obat-obatan. Karena dalam pemeliharaan jenis ternak apapun, yang paling penting adalah dari pemberian gizi makanannya. Selain itu, faktor kebersihan lingkungan pun menjadi perhatian serius. Bila kedua masalah ini terabaikan, akibatnya akan fatal. Sehingga, pemeliharaannya harus intensif. Dengan begitu kegagalan fatal akan bisa dihindari.
Keempat, bentuk ransum. Ransum yang diberikan untuk puyuh dapat diberikan dalam bentuk tepung komplit atau bisa juga dalam bentuk  "crumble" atau butiran pakan yang dipecahkan. Kebutuhan pakan  puyuh sampai usia 8 minggu (2 bulan) sebanyak 0,8 kg/ekor/bulan. Sedangkan puyuh yang berusia di atas 8 - 16 minggu dan seterusnya, kebutuhan pakannya 1,36 kg/ekor/bulan atau 17,8 gram/hari. Pemberian pakan yang baik, tiga kali sehari.
Kelima, pemberian minum. Dalam pemberian minum sebaiknya dicampur dengan vitamin pelengkap dan antibiotik. Tujuannya, selain untuk mengantisipasi dari serangan hama juga untuk meratakan pertumbuhan bagi puyuh pedaging. Sedangkan untuk puyuh petelur, agar produksi telur meningkat.
Kelebihan burung puyuh, selain mudah untuk diternak, juga sangat menguntungkan bila para peternak sungguh-sungguh menggelutinya. Jenis burung ini, merupakan hewan multiguna. Selain dapat diambil telurnya untuk kebutuhan konsumsi, setiap hari burung puyuh dewasa dapat bertelur satu buah per 25 jam, juga dagingnya sangat lezat dan gurih.
"Dagingnya, merupakan makanan alternatif bagi para penderita jantung koroner dan darah tinggi. Bahkan, beberapa buah telur puyuh, bila dikonsumsi setiap hari dan dicampur beberapa sendok madu, sangat berkhasiat untuk menyembuhkan impoten dan lemah syahwat," kata peternak puyuh, Ali Wagiman kepada "MB" belum lama ini.
Selain itu, ternyata kandungan telur dan daging puyuh mempunyai kadar kolesterol yang sangat rendah. Bahkan dibandingkan dengan telur unggas lainnya, seperti ayam, bebek dan angsa, ternyata telur puyuh mengandung beberapa komposisi yang cocok bagi perkembangan otak dan tulang bagi balita. Di mana, selain protein yang memuat 13%, lemak 11%, dan zat lainnya 1,3% juga komposisi ini dilengkapi semua jenis vitamin dibandingkan telur unggas lainnya.
Selain itu, ternyata menurut data analisis dari beberapa peternak puyuh di Sukabumi. Manfaat telur puyuh dapat menghaluskan kulit dan menyembuhkan jaringan-jaringan tubuh seseorang di kala mengalami penurunan kesehatan tubuh.
Hindari Perkelahian
Pencegahan berbagai jenis penyakit yang menyerang pada puyuh ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Di antaranya, pertama, puyuh hidup berkelompok, sebaiknya dalam kelompok yang satu dengan yang lain jangan dicampurkan. Hal ini, untuk menghindari perkelahian sesama kelompok, selain itu satu sama lainnya masing-masing memiliki jenis penyakit yang berbeda. Dengan begitu, penularan penyakit dan sakit akibat perkelahian akan terhindari.
Kedua, bila membeli puyuh yang baru, hendaknya jangan disatukan dengan puyuh yang telah ada. Bibit yang baru dibeli sebaiknya diisolasikan terlebih dahulu selama tiga minggu, untuk mencegah dikhawatirkan ada penularan penyakit baru. Sebeum dilakukan isolasi, terlebih dulu diberikan vaksinasi, obat cacing dan antibiotik.
Ketiga, jangan mengisi kandang terlalu berdesakan dan puyuh yang terserang penyakit sebaiknya dipisahkan. Sebab, biasanya puyuh yang terkena serangan penyakit akan cepat menular pada puyuh lain.-

sumber:
http://mitra-bisnis.tripod.com

cara merawat puyuh perhari

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 14 hari dan seterusnya

Perawatan umur 14 hari dan seterusnya sama saja dengan perawatan hari ke 13, hanya saja jumlah pakan yang diberikan semakin bertambah. Sampai puyuh umur 30 hari masih diberikan pakan 511 atau BR-1 selanjutnya bisa diberikan pakan puyuh petelur PP3 atau lainya. Untuk menhemat biaya pakan, Pakan puyuh petelur pabrik bisa dicampur 20 kg katul separator setiap 100 kg.



---semoga bermanfaat---

Kamis, 28 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 13 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 13 hari:
  1. umur 13 hari burung puyuh sudah bisa di pindah kekandang untuk puyuh dewasa malam masih bisa dibantu dengan lampu penerang
  2. Pakan masih tetap menggunakan 511, atau bisa juga diganti dengan pakan grower untuk ayam petelur.
  3. Berikan air minum dengan air biasa

Rabu, 27 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 12 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 12 hari:
  1. umur 12 hari burung puyuh sudah bisa di pindah kekandang untuk puyuh dewasa malam masih bisa dibantu dengan lampu penerang
  2. Pakan masih tetap menggunakan 511, atau bisa juga diganti dengan pakan grower untuk ayam petelur.
  3. Berikan air minum dengan air biasa

Selasa, 26 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 11 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 11 hari:
  1. umur 11 hari burung puyuh sudah bisa di pindah kekandang untuk puyuh dewasa malam masih bisa dibantu dengan lampu penerang
  2. Pakan masih tetap menggunakan 511, atau bisa juga diganti dengan pakan grower untuk ayam petelur.
  3. Berikan air minum dengan air biasa

Senin, 25 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 10 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 10 hari:

  1. Mulai umur 10 hari burung puyuh sudah bisa di pindah kekandang untuk puyuh dewasa.
  2. Pakan masih tetap menggunakan 511, atau bisa juga diganti dengan pakan grower untuk ayam petelur.
  3. Berikan air minum dengan air biasa

Minggu, 24 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 9 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 9 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu hanya pada malam hari
  • Mulai berikan makanan BR - 1 atau 511 sudah tidak perlu dihaluskan mulai ditaruh di tempat pakan
  • Berikan air minum dengan diberi vitamin atau antibiotik

Sabtu, 23 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 8 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 8 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu sehingga suhu ruangan sekitar 24 - 25 derajat Celcius
  • Mulai berikan makanan BR - 1 atau 511 sudah tidak perlu dihaluskan mulai ditaruh di tempat pakan
  • Berikan air minum dengan diberi vitamin atau antibiotik

Jumat, 22 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 7 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 7 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu sehingga suhu ruangan sekitar 24 - 25 derajat Celcius
  • Mulai berikan makanan BR - 1 atau 511 sudah tidak perlu dihaluskan mulai ditaruh di tempat pakan
  • Berikan air minum dengan diberi vitamin atau antibiotik

Kamis, 21 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 6 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 6 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu sehingga suhu ruangan sekitar 24 - 25 derajat Celcius
  • Mulai berikan makanan BR - 1 atau 511 yang ditumbuk atau di haluskan mulai ditaruh di tempat pakan
  • Berikan air minum dengan diberi vitamin atau antibiotik

Rabu, 20 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 5 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 5 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu sehingga suhu ruangan sekitar 27 - 28 derajat Celcius
  • Mulai berikan makanan BR - 1 atau 511 yang ditumbuk atau di haluskan mulai ditaruh di tempat pakan
  • Berikan air minum Biasa tanpa diberi vitamin atau antibiotik

Selasa, 19 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 4 hari


Perawatan Burung Puyuh Umur 4 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu sehingga suhu ruangan sekitar 27 - 28 derajat Celcius
  • Mulai berikan makanan BR - 1 atau 511 yang ditumbuk atau di haluskan mulai ditaruh di tempat pakan
  • Berikan air minum Biasa tanpa diberi vitamin atau antibiotik, pada umur 4 hari batu-batu kecil pada tempat minum sudah bisa di buang semuanya

Senin, 18 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 3 hari


Perawatan Burung Puyuh Umur 3 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu sehingga suhu ruangan sekitar 28 - 30 derajat Celcius
  • Taburkan makanan BR - 1 atau 511 yang ditumbuk atau di haluskan.

Berikan air minum yang dicampur dengan vitamin dan antibiotik, pada umur 3 hari batu-batu kecil pada tempat minum sudah bisa di buang semuanya

Sabtu, 16 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 2 hari


Perawatan Burung Puyuh Umur 2 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu sehingga suhu ruangan sekitar 30 - 31 derajat Celcius
  • Taburkan makanan BR - 1 atau 511 yang ditumbuk atau di haluskan.

  • Berikan air minum yang dicampur dengan vitamin dan antibiotik, pada umur 2 hari batu-batu kecil pada tempat minum sudah bisa di buang atau dikurangi

Jumat, 15 Oktober 2010

Cara Merawat Burung Puyuh Umur 1 hari

Perawatan Burung Puyuh Umur 1 hari:
  • Berikan pemanas tambahan atau lampu sehingga suhu ruangan tidak jauh beda dengan suhu mesin tetas yaitu sekitar 35 - 36 derajat Celcius
  • Taburkan makanan BR - 1 atau 511 yang ditumbuk atau di haluskan.
  • Berikan air minum yang dicampur dengan vitamin dan antibiotik, karena anak puyuh ini masih sangat kecil maka berikan batu-batu kecil pada tempat minum agar anak-anak puyuh ini tidak tenggelam.

Rabu, 13 Oktober 2010

Selasa, 12 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 16


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 16:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur datar jangan diputar sampai proses penetasan selesai
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Senin, 11 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 15


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 15:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Minggu, 10 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 14


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 14:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Sabtu, 09 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 13


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 13:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur datar jangan diputar atau di balik sampai telur menetas
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Jumat, 08 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 12

Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 12:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Kamis, 07 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 11


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 11:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Rabu, 06 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 10


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 10:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Selasa, 05 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 9


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 9:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Senin, 04 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 8


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 8:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Minggu, 03 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 7


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 7:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Sabtu, 02 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 6


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 6:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Jumat, 01 Oktober 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 5


Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 5:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Kamis, 30 September 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 4

Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 4:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur diputar (jika menggunakan sistem rak putar atau di balik manual untuk rak biasa) minim sehari 2 kali pagi dan sore.
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Rabu, 29 September 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 3

Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 3:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur datar jangan diputar atau di balik
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Selasa, 28 September 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 2

Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 2:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur datar jangan diputar atau di balik
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio

Senin, 27 September 2010

Cara menetaskan telur puyuh HARI 1

Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 1:
  • Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98 - 100 F
  • Posisi telur datar jangan diputar atau di balik
  • sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 5 hari keluar dari indukan.
  • Suhu mesin 105 F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
  • Suhu mesin 90 F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio




sumber: http://burung-puyuh.blogspot.com/